Gaya yang sederhana dengan mata besar dan tetap stylish, mulut kecil, serta rambut sedikit acak-acakan mendongkrak popularitas gaya Anime dan Manga Jepang. Banyaknya fans yang sangat loyal adalah salah satu bukti dari pernyataan tersebut. Tidak sedikit cosplay event dan lomba menggambar karakter baik secara online atau offline semakin memberikan penegasan bahwa budaya Jepang sudah mendapatkan tempat di negeri Indonesia. Penggabungan fantasi antara realitas dan imajinasi menjadi hal utama, biasanya dalam bahasa Jepang disebut 'moe'.
Selain syarat gaya yang diperlihatkan manga dan anime sudah tersebut diatas, teknik menggambar dari negeri Sakura ini tidak melupakan aspek dasar dari tata cara menggambar sebuah karakter seperti menggabungkan perspektif dan proporsi dan yang paling tegas adalah kombinasi warna yang berani. Baik Shounen dan Shouju semuanya memiliki satu kesamaan dalam membuatnya yaitu realis dan imajinatif (menggambar dengan gaya bebas).
Perbedaan Gaya Anime realis dan imajinatif
Jika suka dengan Anime Slam Dunk, City Hunter, atau Angel Heart maka sudah pasti masuk golongan yang penyuka gambar realis. Apakah perbedaannya? Realis cenderung lebih detail sesuai dengan anatomi tubuh manusia sebenarnya sedangkan untuk gaya bebas atau imajinatif tidak terpaku dengan aturan anatomi dan proporsi tubuh, atau terkadang banyak orang melihat gaya bebas lebih sederhana dan menarik. Contoh anime gaya bebas adalah One Piece, Naruto, Samurai X dan lain sebagainya.Contoh nyata gaya imajinatif adalah ketika kita menemukan karakter manusia yang memiliki taring atau kuping kelinci atau bahkan ekor singa. Pencipta karakter akan lebih bebas berimajinasi dari fantasi yang dibuatnya dan kemudian dituangkan dengan proporsi yang sesuai dan tepat sehingga menghasilkan sebuah karakter yang unik dan out of the box. Biasanya karya manga atau anime gaya bebas sering dijadikan maskot sebuah produk atau dari sebuah anime atau manga itu sendiri.
Bereksperimen dengan gaya yang disukai akan membuat diri lebih tertantang untuk membuat sesuatu yang baru. Memang sangat dianjurkan mengumpulkan reverensi tokoh anime atau manga favorit sebagai bahan teknik dasar atau acuan menggambar anime dan manga bagi pemula, akan tetapi kita tidak harus selalu terpaku dan menjiplak persis untuk membuat karakter baru. Setiap kemampuan manusia adalah unik, mencari identitas keunikan sendiri dan nyaman dengan gaya tersebut akan menumbuhkan imajinasi tanpa kita sadari. Sering berlatih menggambar, menggambar dan menggambar adalah syarat mutlak untuk bisa menguasainya.
Gaya anime dan manga yang sudah mendunia ini tidak lepas dari peran media dan kemajuan teknologi. Setiap hari atau bahkan setiap menit muncul karakter baru di dunia maya dengan ciri khas dan keunikan masing-masing. Indonesia sendiri juga banyak komik yang menerapkan menggambar gaya bebas manga seperti Garudayana karya Is Yuniarto yang memang sudah di perkenalkan di negeri sakura, Jepang serta di akui secara dunia sebagai pemenang lomba komik tingkat internasional. Ada lagi Alex Irzaqi dengan salah satu karya yang cukup fenomenal adalah silent manga buatannya yang memenangi kontes di Jepang. Sampai saat ini pun saya juga mengagumi detail gambar dari dua tokoh komik Indonesia ini. Is Yuniarto dan Alex Irzaqi mempunyai kemiripan dengan mempersembahkan komik modern dengan cerita asli dari Indonesia.
Is Yuniarto dengan Garudayana mengambil cerita tentang kisah pandawa lima lengkap dengan Punokawan lucu, semar, gareng, petruk, bagong; sebagai bumbu hiburan didalamnya. Sedangkan Alex Irzaqi dengan goresan tangannya banyak yang mengatakan mirip dengan Tony Wong ini mempersembahkan kisa Panglima Majapahit yang senantiasa loyal dengan prinsip. Alex Irzaqi memberi judul komiknya Dharmaputra Winehsuka. Dari dua contoh tokoh Indonesia tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa keduanya mampu menggambar karakter dan bisa menembus dunia. Bahkan Jepang sebagai tempat manga dan anime berasal juga mengakui hasil karya mereka. Identitas mereka muncul dengan karya original yang diciptakannya sendiri dengan tetap berpatokoan imajinasi dan berfantasi.
No comments:
Post a Comment